Semarak Nyadran, Tradisi Masyarakat Jawa Tengah Sambut Bulan Suci Ramadhan

- Minggu, 19 Maret 2023 | 13:36 WIB
Masyarakat berbondong-bondong membawa kreasi olahannya untuk kembali bujono.  (menpan.go.id)
Masyarakat berbondong-bondong membawa kreasi olahannya untuk kembali bujono. (menpan.go.id)

Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Kabupaten Banyumas pada Minggu, 19 Maret 2023: Cek Sebelum Melakukan Aktivitas di Luar!

Kegiatan nyadran dibuka dengan dengan melakukan pembersihan dan ziarah ke makam atau kuburan leluhur.

Ziarah ke makam keluarga atau leluhur pada nyadran dimaksudkan untuk mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia.

Serta mengingatkan kembali pada manusia bahwa yang hidup tentu akan mengalami kematian.

Baca Juga: Safe Deposit Box 'SDB' Bank, Fasilitas Layanan untuk Nasabah

Kegiatan nyadran selain menjadi sarana permohonan ampunan Allah untuk yang sudah mendahului, juga menjadi sarana pembersihan diri bagi yang masih bernyawa

Nyadran juga menjadi sarana mengucap rasa syukur yang telah diberikan. Agenda do'a juga dipanjatkan juga untuk keselamatan dan pembersihan diri atas unsur-unsur duniawi juga.

Kegiatan ini juga dijadikan sebagai sarana pelestarian budaya gotong royong dalam masyarakat.

Baca Juga: Prediksi Skor Arsenal vs Crystal Palace. The Gunners Kembali Fokus Kejar Juara Liga Inggris

Sekaligus upaya untuk menjaga solidaritas dan keharmonisan bertetangga melalui kegiatan kembul bujono atau makan bersama yang disesuaikan dengan kemampuan dan tradisi di setiap daerah.

Tradisi Nyadran dilakukan dengan kearifan lokal masing-masing sehingga dibeberapa tempat terdapat perbedaan-perbedaan dalam prosesi pelaksanaannya.

Dalam perjalanannya, terdapat pengembangan dalam prosesi Nyadran yakni dengan memasukkan unsur budaya.

Salah satunya dengan menampilkan bebagai kesenian khas daerah sebagai unsur pertunjukan.***

Halaman:

Editor: Umi Uswatun Hasanah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X