Pemprov Jawa Tengah Gandeng Organisasi Perempuan, Bantu Sosialisasi dan Kampanyekan Stunting

- Selasa, 21 Maret 2023 | 17:46 WIB
Gus Yasin membuka Rapat Koordinasi Penurunan Stunting.  (Pemprov Jateng)
Gus Yasin membuka Rapat Koordinasi Penurunan Stunting. (Pemprov Jateng)

HALUANJATENG.COM - Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin Maimoen atau yang akrab disebut Gus Yasin meminta organisasi perempuan, turut andil dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat perihal stunting.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur, saat membuka Rapat Koordinasi Penurunan Stunting 17 Kabupaten dan Kota bersama Mitra Muslimat dan Aisyiyah Jateng, di Hotel Novotel Semarang pada Senin 20 Maret 2023.

Gus Yasin menambahkan, Pemprov Jateng memiliki beberapa program terkait pencegahan stunting. Di antaranya Jo Kawin Bocah dan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG). 

Baca Juga: Jalan Daendels Pantai Selatan Akan Segera Direnovasi Tahun Depan, Ganjar: Itu Bukan Jalan Rusak, Itu Jalan..

Wagub berharap, program-program yang dicanangkan tersebut bisa dikampanyekan kepada remaja dan ibu hamil agar target penurunan stunting Pemprov Jateng dapat direalisasikan. 

“Edukasi-edukasi ini kita harap, kita bisa nyengkuyung (gotong royong). Sudah banyak (kelompok) yang membantu. Namun kita perlu bergerak secara masif lagi. Kita songsong 2045 Indonesia Emas, untuk menjadi generasi sehat,” ujar Gus Yasin. 

Wagub menilai masalah stunting merupakan salah satu permasalahan yang dapat menghambat bonus demografi Indonesia dikemudian hari. 

Stunting pada dasarnya dapat diminimalisir dampaknya, dengan mencegah sejak remaja. 

Baca Juga: Update Harga Emas di Pegadaian Hari Ini, Selasa 21 Maret 2023: Semua Jenis Emas Kompak Turun

Beberapa persoalan seperti pernikahan dini, kesadaran akan kesehatan, hingga asupan gizi yang seimbang oleh Ibu hamil dan anak, perlu menjadi fokus dan perhatian bersama.

Pada pernikahan usia dini, papar wagub, tingkat kedewasaan dan kematangan pasangan suami istri baik dari aspek fisik maupun mental masih belum terbentuk. 

Sehingga, pernikahan dini menjadi potensi munculnya permasalahan struktural lain seperti kemiskinan, kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, hingga kurang pemahaman mengenai stunting

“Ternyata stunting itu bukan karena hamil atau melahirkan. Ternyata di (mulai sejak) usia 11 (tahun) hingga remaja, ini juga yang saat ini kita kerjakan. Memberikan edukasi kepada anak perempuan, saat pertama kali mengalami menstruasi, termasuk memberikan tablet tambah darah,” imbuhnya.

Baca Juga: Ditegur Melanggar Rambu, Pengemudi Fortuner Malah ‘Seruduk’ Polisi di Jakarta Barat

Lebih jauh, Gus Yasin mengharap kolaborasi dengan organisasi Muslimat dan Aisyiyah Jateng. Kolaborasi ini digalakkan guna memberikan pemahaman kepada remaja putri melalui forum-forum pengajian.

Halaman:

Editor: Erik Various Eggelio

Sumber: Pemprov Jateng

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X